Palembang,SMI-
Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) kembali menggelar wisuda tahunan yang memasuki tahun ke-40, bertempat di Dinning Hall, Jakabaring Sport City (JSC) Palembang. Tahun ini, wisuda diadakan dalam dua sesi mengingat jumlah lulusan yang meningkat signifikan. Total sebanyak 2.588 alumni diwisuda, dengan sesi pertama yang dilaksanakan pada Sabtu, 14 September 2024, dan sesi kedua pada hari ini. Minggu (15/9/24).
Wakil Direktur Bidang Akademik Polsri, Carlos RS, ST, MT, dalam wawancara di sela-sela acara, menjelaskan alasan wisuda tahun ini dibagi menjadi dua sesi. “Untuk tahun ini, jumlah alumni mencapai 2.588 orang, sehingga tidak memungkinkan dilaksanakan dalam satu hari. Pengalaman dari tahun lalu, wisuda berlangsung hingga jam 4 sore, dan itu cukup melelahkan. Oleh karena itu, tahun ini kami bagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama, sebanyak 1.300 alumni telah diwisuda, sementara sesi kedua hari ini sebanyak 1.288 orang,” jelas Carlos.
Carlos menekankan pentingnya para alumni Polsri untuk tidak hanya mengandalkan ilmu yang diperoleh selama di kampus, tetapi juga harus siap berinovasi, berkolaborasi, dan berkomunikasi dengan baik, baik dengan dunia industri maupun masyarakat.
“Kami berharap alumni baru tidak hanya terpaku pada apa yang mereka dapatkan di kampus. Inovasi, kolaborasi, dan komunikasi yang baik dengan industri dan masyarakat sangat penting. Dengan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat, alumni Polsri harus mampu beradaptasi dengan cepat dan kreatif,” ungkap Carlos.
Wisuda kali ini juga menjadi momen istimewa karena Polsri meluluskan angkatan pertama dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. “Ini adalah pertama kalinya kami meluluskan mahasiswa yang mengikuti program MBKM. Program ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa kesempatan belajar tidak hanya di dalam kampus, tetapi juga di luar kampus, termasuk bekerja sama dengan industri,” tambah Carlos.
Carlos berharap, para alumni yang telah menyelesaikan program MBKM ini bisa menjadi duta yang baik bagi almamater mereka. “Meskipun mereka sudah resmi menjadi alumni, kami berharap mereka tetap menjaga nama baik Polsri. Tindakan dan perilaku mereka di masyarakat akan mencerminkan citra almamater. Jadi, penting bagi mereka untuk terus berperilaku baik dan profesional di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Carlos juga mengungkapkan sejumlah inovasi yang telah diterapkan Polsri dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah penerapan konsep teaching factory. Konsep ini mendekatkan mahasiswa dengan pengalaman langsung di dunia industri. “Kami telah membangun fasilitas teaching factory di Kampus Keramasan, Musi 2. Fasilitas ini memungkinkan mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari dengan menghasilkan produk nyata,” ujar Carlos.
Sebagai contoh, mahasiswa teknik sipil yang sebelumnya hanya melakukan praktik pengecoran tanpa hasil akhir yang bermanfaat, kini mampu memproduksi rumah knockdown melalui pembelajaran di teaching factory. “Ini adalah inovasi yang kami terapkan agar mahasiswa bisa belajar sambil memproduksi sesuatu yang berguna bagi masyarakat, bukan hanya sekadar praktik,” lanjutnya.
Dengan berbagai inovasi yang terus dikembangkan, Polsri berharap dapat menghasilkan lulusan yang siap bersaing di tingkat nasional dan internasional. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, mendekatkan pembelajaran dengan industri, serta mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing di pasar global,” kata Carlos mengakhiri wawancara.
Acara wisuda kali ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk jajaran pimpinan Polsri, dosen, serta keluarga para wisudawan. Wisuda ke-40 ini tidak hanya menjadi perayaan bagi para lulusan, tetapi juga menandai komitmen Polsri untuk terus berinovasi dalam dunia pendidikan, terutama dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dan dunia kerja yang semakin kompetitif. (AP)