SLO-SMI
Sebagai ibu kota dari Kerajaan Norwegia, Oslo merupakan kota yang kaya akan perpaduan kebudayaan yang berakar dari budaya Skandinavia dan nilai-nilai kontemporer. Oleh sebab itu pelaksanaan Festival Indonesia 2019 kali ini dipusatkan di Oslo.
Kabupaten Musi Banyuasin yang kaya akan seni, budaya, dan kuliner turut andil dalam Festival Indonesia 2019 di Oslo Norwegia,. Tak ingin ketinggalan Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin didampingi Ketua TP PKK Muba, Hj Thia Yufada Dodi Reza yang juga inisiator Gambo Muba membawa sejumlah barang serta tampil dalam fashion show bertajuk Gambo Muba di hadapan wisatawan dari seluruh negara yang hadir dalam rangkaian Festival Indonesia 2019: A Land of Diversity.
“Jadi, Muba dalam festival ini membawa Gambo Muba, Kesenian daerah dan budaya Muba serta cemilan sehat produk petani lahan gambut Muba , memperkenalkan kesenian daerah yang dimiliki Muba seperti tari Setabek, Tari Dana dan lainnya,” dan penampilan tari setabek menjadi kehormatan tampil saat acara pembukaan festival Indonesia di Oslo Norwegia dan ini merupakan suatu kehormatan bagi Musi Banyuasin ujar Bupati Muba Dodi Reza yang juga alumni University Libre de Bruxelles Belgia ini. Dodi berbicara di sela kehadirannya pada Malam Inagurasi Festival Indonesia di Felix Conference Bryggetorget Oslo Norwegia.
Misi kebudayaan yang diemban Dodi Reza Alex Noerdin dilakukan untuk menindaklanjuti Undangan Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Todung Mulya Lubis. dan Saat Tiba di Norwegia Tim Muba disambut langsung oleh Walikota Oslo Norwegia Fabian Stang.
“Produk Gambo Muba yang ditampilkan yakni diantaranya
clutch, tas, boneka, payung, dan gantungan kunci. Selain itu juga
disiapkan foto booth baju adat Muba untuk memahatkan kenangan pengunjung dengan berfoto memakai pakaian tersebut,” bebernya.
Kemudian, Kandidat Doktor Universitas Padjajaran ini juga membawa hasil olahan produk pangan sehat atau eco food dari lahan gambut di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yakni berupa Nanas Kering, Keripik Kelapa, Beras Merah, Beras Hitam, Beras Putih, Sambal Tabur Nanas, dan Selai Nanas.
“Dibawah binaan Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, produk cemilan gambut sehat ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung festival di Oslo,” jelasnya.
Dodi menambahkan, keikutsertaan Muba dalam Festival Indonesia 2019 di Oslo tersebut diharapkan produk-produk Muba dikenal di mancanegara dan menarik minat investor untuk datang ke bumi Serasan Sekate.
“Selama ini di mancanegara, orang hanya mengenal Bali. Nah, ke depan wisatawan mancanegara tidak hanya kenal Bali namun juga kenal Muba sebagai daerah yang sustanaible dan kaya akan sumber daya alam serta kreatif,” jelasnya.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Norwegia, Todung Mulya Lubis mengatakan tema dari Festival Indonesia 2019 ini adalah “Wonderful Indonesia: A Land of Diversity”.
“Selama ini, wilayah dan kesenian di Indonesia yang paling dikenal oleh masyarakat Norwegia adalah Bali. Dengan festival ini, diharapkan masyarakat Norwegia dan pengunjung festival mengetahui bahwa Indonesia tidak hanya terdiri dari Bali saja, tetapi juga wilayah dan budaya lain yang juga menarik yang juga diantaranya dimiliki Kabupaten Muba,” jelas Todung.
Lanjutnya, dengan menonjolkan bazaar kuliner Indonesia dan pertunjukan budaya Indonesia yang beraneka ragam serta promosi produk unggulan Indonesia, festival ini diharap membawa lebih banyak lagi pengunjung dan menjadi media promosi ekonomi, budaya dan pariwisata Indonesia yang baik.
“Selain itu, promosi wisata yang akan dilakukan dalam Festival Indonesia diharapkan dapat menjadi media promosi pariwisata Indonesia yang baik yang dapat menarik lebih banyak wisatawan Norwegia ke Indonesia. Selain itu, seminar bisnis dan pertemuan bisnis yang juga akan dilakukan sebagai bagian dari festival ini diharapkan mampu menarik minat pebisnis Norwegia untuk melakukan bisnis dengan pebisnis Indonesia ataupun melakukan bisnis di Indonesia,” pungkasnya.
Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri RI, Hendra Halim, menggarisbawahi bahwa meskipun terpisah jarak yang sangat jauh, hubungan bilateral Indonesia-Norwegia semakin erat dari tahun ke tahun. Sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1950, hubungan kedua negara semakin berkembang ke arah strategis. Pada tahun 2010, kedua negara meningkatkan derajat kerja sama menjadi kemitraan dinamis (Joint Declaration on Cooperation Towards a Dynamic Partnership in the 21st Century).
“Hubungan Indonesia-Norwegia memasuki babak baru dengan ditandatanganinya Comprehensive Economic Partnerhsip Agreement (CEPA) dengan European Free Trade Association (EFTA),” tutur Hendra Halim. “Norwegia adalah salah satu anggotanya.” EFTA adalah asosiasi perdagangan bebas yang beranggotakan Norwegia, Islandia, Swiss, dan Liechtenstein.
“Festival Indonesia di Oslo ini akan menjadi penanda dimulainya rangkaian peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Norwegia yang akan jatuh pada tahun 2020,” pungkas Hendra Halim.***
Pada Festival Indonesia di Oslo, Kementerian Luar Negeri juga melibatkan Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, dan Pemda Lainya, Badan Restorasi Gambut, Javara, dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia.()