Muratara,SMI
Wakil Bupati Muratara H Devi Sudartoni meninjau langsung pembangunan irigasi tebat ramio yang dibangun pada tahun 2018 lalu dengan menggunakan dana APBD dengan nilai lebih kurang Rp 2 miliar lebih.
Di Tempat yang tidak barjauan iya juga meninjau irigasi tebat gede, yang pembangunan irigasi menggunakan dana APBD tahun anggaran 2016 lalu dengan anggaran Rp 1,8 milliar yang dinilai diduga kurang tepat sasaran dan hanya membuang uang negara tanpa ada asas manfaat yang dirasakan oleh petani.
“Saya sangat menyayangkan dengan pembangunan dua irigasi tersebut yang kurang tepat sasaran, karena pembangunan itu tidak sepenuhnya dirasakan oleh petani, jelasnya’
Sembungnya Pembangunan irigasi itu untuk mengaliri areal persawahan dan apabilah musim kering sawah petani bisa teraliri oleh air. Akan tetapi ini sebaliknya irigasi yang dibuat itu’ tidak berfungsi sebagaiamana mestinya.
“Sekarang areal persawahan petani kering karena irigasi tidak berfungsi, dimana tujuan utama dibangun irigasi agar petani bisa bercocok tanam dua kali dalam setahun. Kalau melihat kondisi sekarang irigasi yang ada dalam kondisi kering!
Sedangkan untuk sumbar air dari danau sangat la melipah” dan tidak kering’ karena tidak ada kajian kusus ,itu la guna kita harus ada insinyur pertanian yang bisa mengkaji sebelum dilakukan pembangunan tersebut supaya uang negara yang di keluarkan itu bisa dirasakan oleh masyarakat asas mepaatnya dalam suatu bangunan.”pintak orang nomor dua dibumi berselang serundingan.
“Menyayangkan jika pembangunan irigasi tidak mengutamakan asas manfaat, sehingga uang negara mubasir.
Iya tidak sendirian mengajak Nuvo Kabid perairan di PU PR ,Juanidi kasi irgasi dinas Pertanian Perikanan perkebunan Musi Rawas Utara.
“Karena dilihat pembangunan irigasi jauh dari kata-kata bermanfaat, seperti pembangunan irigasi tebat ramio saluran airnya tidak sesuai, bukan keareal persawahan dan ini sangat disayangkan uang negara yang begitu besar tapi tidak tepat sasaran ,labih baik di silpakan saja angaran itu kalau pembangunan tidak tepat sesar seperti ini dan dirasakan oleh masyarakat asas mepaatnya ,pintanya dengan rasa kesal.(zm)